Blitar – Bulan Juni juga diperingati sebagai bulan Bung Karno. Pemerintah Daerah dan Perpustakaan Bung Karno di Kota Blitar adalah beberapa contoh instansi yang biasa memperingatinya.
Alasan mengapa bulan Juni diperingati sebagai Bulan Bung Karno, yakni bulan Juni mengandung tanggal-tanggal penting yang berkaitan dengan hidup sang Proklamator itu. Juni menjadi bulan Bung Karno karena pada kelahiran Pancasila pada 1 Juni 1945, 6 Juni 1901 Bung Karno lahir, dan pada 21 Juni 1970 Bung Karno wafat.

SMK Islam 1 Blitar turut memeriahkan Bulan Bung Karno

Mengenang kembali perjalanan hidup Presiden pertama RI tersebut, simak secuil kisahnya berdasarkan arsip yang dilansir dari detik.com.
Biografi Singkat Bung Karno
Berdasarkan sumber Het Vrije Volk (Sabtu 4 Desember 1965), disebutkan versi di mana Soekarno lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901 dan merupakan anak seorang guru desa bernama Soekemi Sosrodihardjo serta menyandang gelar bangsawan Raden.
Sebaliknya, sebelumnya kerap juga diceritakan Bung Karno lahir di Blitar. Salah satu contoh yang menyebutkan demikian adalah laman Tropenmuseum.
Presiden RI pertama itu pertama kali menempuh pendidikan di Tulungagung, sebelum dipindahkan ke Mojokerto ikut orang tuanya. Semula, dia belajar di Eerste Inlandse School dan kemudian pindah ke Europeesche Lagere School (ELS) bulan Juni 1911.
Tahun 1915, dia tamat dari ELS dan melanjutkan ke Hogere Burger School (HBS) di Surabaya. Setelah lulus dari HBS, dia melanjutkan ke Technische Hoogeschool te Bandoeng (kini ITB) dan mengambil jurusan Teknik sipil. Soekarno lulus tahun 1926.
Nama Soekarno mulai dikenal saat dia menjadi bagian dari Jong Java cabang Surabaya, tahun 1915. Tahun 1926, dia membentuk Algemeene Studie Club (ASC) di Bandung.

SMK Islam 1 Blitar turut memeriahkan Bulan Bung Karno

Organisasi ASC adalah bibit dari Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan tahun 1927. Kendati begitu, aktivitasnya dalam PNI menyebabkan dia ditangkap Belanda tanggal 29 Desember 1929 di Yogyakarta dan dibebaskan 31 Desember 1931.
Berbagai aktivitas politiknya juga mengakibatkan Soekarno diasingkan beberapa kali. Bulan Agustus 1933, dia ditangkap lalu diasingkan ke Flores. Kemudian, pada 1938 sampai 1942 dia diasingkan ke Bengkulu.
Bung Karno kembali dari pengasingan saat awal penjajahan Jepang. Setelah itu, dia langsung aktif dalam berbagai usaha perjuangan dan persiapan kemerdekaan Indonesia.
Kini, pada tanggal 21 Juni 1970 Bung Karno wafat lalu dimakamkan di jalan Ir. Soekarno No.152, Bendogerit, Kec. Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur.