Potret Kemeriahan Lomba Kompetensi Siswa 2022

Potret Kemeriahan Lomba Kompetensi Siswa 2022

Blitar – Lomba Kompetensi Siswa (LKS) adalah kompetisi tahunan antar siswa pada jenjang SMK sesuai bidang keahlian yang diajarkan pada SMK peserta. LKS ini setara dengan OSN (Olimpiade Sains Nasional) yang diadakan di SMP/SMA. Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari rangkaian seleksi untuk mendapatkan siswa-siswi terbaik dari seluruh Indonesia yang akan dibimbing lebih lanjut oleh tim bidang kompetisi masing-masing dan akan diikutsertakan pada kompetisi keahlian tingkat nasional hingga internasional.

Ajang LKS ini dapat mendongkrak kepercayaan masyarakat sehingga akan membantu proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

Tahun ini wilayah kerja (Wilker) 3 Jatim, LKS SMK dilaksanakan di wilayah Blitar Raya (Kota dan Kabupaten Blitar). Adapun  Wilker 3 Jatim yang mengikuti LKS yakni wilayah Kota Blitar, Kab. Blitar, Kota Kediri, Kab. Kediri, Kab. Tulungagung, Kab. Trenggalek, Kota Mojokerto, Kab. Mojokerto, Kab. Malang, Kota Malang dan Kota Batu.

Sebagai kota patria, tentu nama Blitar sudah tidak asing lagi bagi para pelajar. Tahun ini SMK Islam 1 Blitar bahkan ditunjuk sebagai tuan rumah dalam berbagai Lomba Kompetensi Siswa SMK 2022. Tercatat ada 6 bidang lomba LKS yakni: lomba Graphic Design Technology, lomba CNC Miling, lomba CNC Turning, lomba Mechanical Engineering CAD, lomba Car Painting dan lomba Auto Body Repair.

Berikut potret kemeriahan LKS Graphic Design Technology (GDT) 2022 yang berhasil dihimpun redaksi;

Suasana LKS GDT 2022 di ruang 1

Suasana LKS GDT 2022 di ruang 2

Suasana LKS GDT 2022 di ruang 3

Tampak salah satu peserta mengikuti lomba dengan sungguh-sunggu dan selalu menaati protokol kesehatan

Suasana santai namun serius saat pelaksanaan lomba

Everine (SMK PGRI 3 Malang) tampak mengikuti lomba yang kemudia dinobatkan sebagai juara 1 dalam LKS GDT 2022

SISWA SMK ISLAM 1 BLITAR SABET JUARA TURNAMEN CATUR PELAJAR

SISWA SMK ISLAM 1 BLITAR SABET JUARA TURNAMEN CATUR PELAJAR

BLITAR – Siswa SMK Islam 1 Blitar berhasil menyabet juara di Turnamen Catur Pelajar Wali Kota Cup 2021. Turnamen ini di ikuti oleh siswa/i SMA/SMK/MAN Se-Kota Blitar. Dilaksanakan pada Sabtu, 11 Desember 2021 pukul 07.30-16.00 di Gedung Kusumo Wicitro Kota Blitar.

“Selamat atas prestasi yang telah diraih oleh anak-anak ku dalam kejuaraan lomba catur, ini adalah permulan yang bagus untuk kalian. Terus dipacu, terus belajar. Hobi jika bersanding dengan ilmu (pendidikan) akan membawa hasil yang sangat bagus. Masa depan cerah bukan hanya bergantung dari study, sebuah hobi jika ditekuni dengan baik juga bisa menghasilkan uang.  Selamat atas prestasi yang sudah diraih terus berpacu dengan prestasi, kedepan harus lebih baik lagi. Sekolah jalan, hobi jalan. Bisa berjalan beriringan akan menjadi prestasi yang bagus,” Ujar Gigih Widiyanto Waka Kesiswaan SMK Islam 1 Blitar.

1. M naufal rasyid ridho XI TPM 4 JUARA 3
2. Anggara putra XI TKJ 3 JUARA HARAPAN 3
3. Richard fery XI TPM 5 masuk 10 besar
4. M miftahul XI TBSM 2 masuk 10 besar
5. Boy bagus XI TPM 2 20 besar.

TAMBAH FASILITAS PENDIDIKAN – TEKNIK PEMESINAN SMK ISLAM 1 BLITAR

TAMBAH FASILITAS PENDIDIKAN – TEKNIK PEMESINAN SMK ISLAM 1 BLITAR

BLITAR, SMK ISLAM 1 BLITAR – Perkembangan teknologi era digital dengan frame work Industri 4.0 – mendorong perubahan di dunia industri yang sebelumnya mesin dijalankan manual dan saat ini dijalankan secara otomatis dengan hanya memasukkan instruksi kerja.

Di era serba otomatis ini, dunia pendidikan terutama SMK juga mengalami perkembangan termasuk dalam meningkatkan kompetensi siswa-siswinya agar tidak tertinggal dengan perkembangan era industri.

SMK Islam 1 Blitar selalu berusaha menjawab tantangan era indutri tersebut dengan memenuhi fasilitas pendidikan. Salah satunya adalah Jurusan Teknik Pemesinan SMK Islam 1 Blitar saat ini menambah mesin CNC, yang terdiri dari 2 unit CNC Milling dan 1 Unit CNC Turning.

“Tujuan utama penambahan alat yaitu untuk memenuhi kebutuhan peralatan praktik dalam rangka kegiatan belajar mengajar. Untuk mewujudkan sekolah berbasis industri, sehingga bisa mencetak lulusan yang terampil, siap kerja dan sesuai dengan kebutuhan Dunia Usaha Dunia Industri dan Dunia Kerja (DUDIKA), ” Ujar Trian Wahyuliono, Kepala Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Islam 1 Blitar.

“Penambahan fasilitas ini dalam rangka pengembangan pembelajaran Teaching Factory. Peralatan yang di gunakan harus standart mesin produksi seperti di DUDIKA” Ujar Rohman, Waka Sarpras SMK Islam 1 Blitar.

Saat ini SMK Islam 1 Blitar memiliki mesin CNC sejumlah 7 unit yang terdiri dari CNC Turning 3 unit dan CNC milling 4 unit.

MKNU DI SMK ISLAM 1 BLITAR

MKNU DI SMK ISLAM 1 BLITAR

Blitar – Sejumlah pendidik dan tenaga kependidikan muslim di Kota Blitar mengikuti Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) berjumlah total 115 peserta di Pondok Pesantren Al Muhsin SMK Islam 1 Blitar, selama tiga hari (2-4 Agustus 2019).

“Alhamdulillah, peserta komposisi MKNU yang digelar kali ini berbeda. Karena para pesertanya adalah seluruh pendidik dan tenaga kependidikan di SMK Islam 1 Blitar,” terang Susiyah, S.Sos pengurus LAZISNU dalam rilis yang diterima nublitar.or.id, Jum’at, 2 Agustus 2019
Para pemateri, terusnya, merupakan sejumlah pengurus PBNU, yakni Drs. H. Sultonul Huda, M.Si, dan Ir. H. Suwadi D Pranoto. Adapun pemateri dari PWNU Jawa Timur, yakni KH. Marzuki Mustamar, Ir. M Koderi, M.T, KH. Safrudin Syarief, Dr. H. Edy Susanto, KH. Abdus Salam Shochib, Dr. KH. Fahrur Rozi, M.Pd, KH. Reza Ahmad , Lc MA, Hakim Jayli, M.Si, dan Gus Abdul Wahid Mahfudz.
Menurut Susiyah, agenda MKNU merujuk pada Anggaran Dasar NU yang ditelurkan dalam Muktamar Ke-33 NU di Jombang, 2015 lalu.

“MKNU kali ini memiliki materi yang cukup padat, diantaranya dasar pemikiran MKNU, relasi dan respon NU terhadap ideologi, relasi dan respon NU terhadap negara, arah dan cita-cita perjuangan NU, taujiat PWNU Jawa Timur, post: truth; memperkuat strategi dahwah NU melalui teknologi media, NU mengekspor Islam Nusantara, hingga NU dan pemberdayaan ekonomi umat,” sebutnya.
MKNU di Pondok Pesantren Al Muhsin SMK Islam 1 Blitar ini juga dihadiri oleh Walikota Blitar, Santoso, M.Pd. Beliau sangat mengapresiasi kegiatan MKNU ini. Hingga perlu dilanjutkan estafet kaderisasi secara berkelanjutan.
Acara ini juga dihadiri oleh ketua tanfidziyah PCNU Kota Blitar, Dr.Habib Bawafi.M.HI dan rois syuriah PCNU Kota Blitar KH. Abdul Karim Muhaimin serta Forkompimda Kota Blitar.

Dalam sambutannya saat pembukaan MKNU, ketua tanfidziyah PWNU Jawa Timur KH. Marzuki Mustamar, menguraikan sejarah singkat NU di Blitar kab/kota. Juga bercerita tentang orang Yaman dan Afganistan yang keduanya selalu hidup tidak tenang karena terjadi perang.
“Insyaalloh matinya khusnul khotimah. Walaupun di dunia perang terus, remuk, amoh tapi islamnya mengikuti paham ahlu sunah wal jama’ah.”tuturnya
“Orang nasionalis yang hidupnya sering bersenang-senang, berfoya-foya, bermaksiat, bahkan ada yang suka gendaan, maka di akhirat akan amoh dan sengsara.” ucapnya tegas.

KH. Marzuki Mustamar juga menjelaskan beberapa amalan yang diingkari oleh Wahabi.
“Contoh amalan ahlu sunah yang ada dalam kitab Bukhori, hal. 4377 adalah tawasul kepada syech Abdul Qodir Al Jaelani, tetapi orang wahabi mengingkarinya. Contoh lain yaitu salaman (berjabat tangan) setelah sholat jama’ah, mereka tidak mau seperti itu. Mereka tidak amanah, tidak mau menjelaskan kepada pengikutnya bahwa samua itu adalah sunnah Rosululloh SAW.” kata penulis kitab Al-Muqtathafat li ahl al-Bidayat ini.
“Qunut dalam sholat subuh juga sunnah Rosul, tapi mereka juga tidak mau menyampaikan kepada umatnya. Anas bin malik ketika ditanya salah seorang sahabat, apakah Nabi SAW ber qunut pada sholat subuh? Jawabnya iya, Nabi membaca Qunut setelah bangun dari ruku’.” ucap Pimpinan Pondok Pesantren Sabiilul Rosyad, Gasek, Malang, Jawa Timur ini.
“Kalau ada guru SMK Islam yang tidak mau menyampaikan ajaran aswaja, pecat saja. Karena tidak amanah.” tuturnya yang disambut tawa para hadirin.

“Pujian setelah adzan sambil nunggu jama’ah datang. Timbang mlongo kan lebih baik dibuat doa. Ngono yo dilokne jare kuwi dongo opo nyanyi? Kalau ada yang tanya kepada kita, kita harus jawab, dongo (doa). Karena hal itu hadits nya shohih : bukhori,hal. 2837, bahwa sahabat pernah mendengar Nabi SAW membaca pujian setelah adzan dan dilagukan dalam bentuk syi’ir.” ungkap dosen di fakultas Humaniora dan Budaya UIN Maliki Malang ini.
“Panggah NU : Islame murni, wasilahe jelas, sanade sambung tekan kanjeng Nabi. Mulai dari imam syafi’i, tidak ada hadits yang dicurangi, hingga ilmunya lengkap.” ucapnya.
“Kita harus ngaji pada kyai sepuh supaya kita terhindar dari penyimpangan-penyimpangan isi dari kitab-kitab salafi. Karena ada sebuah kitab hadits cetakan baru, setelah diteliti kitab hadits tersebut hilang kurang lebih 50 hadits.” pungkasnya.
Sejarah, Dakwah, dan Pemikiran Hadlrotus Syaikh K.H. Hasyim Asy’ari

Sejarah, Dakwah, dan Pemikiran Hadlrotus Syaikh K.H. Hasyim Asy’ari

Oleh Mawaddatul Ula, S.PdI

Hadlrotus Syaikh K.H. Hasyim Asy’ari adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam di Indonesia. Beliau adalah pendiri Nahdlatul Ulama (NU), salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia yang memiliki peran kunci dalam perkembangan agama dan masyarakat di tanah air. Artikel ini akan membahas tentang sejarah, dakwah, dan pemikiran yang diusung oleh Hadlrotus Syaikh K.H. Hasyim Asy’ari.

Latar Belakang dan Awal Perjalanan

Hasyim Asy’ari lahir pada tanggal 10 Februari 1871 di dukuh Gondanglegi, Jombang, Jawa Timur. Ia berasal dari keluarga santri yang religius, dan sejak kecil, ia telah mendapatkan pendidikan agama yang kuat dari ayahnya, K.H. As’ad, seorang ulama terkemuka di daerahnya. Hasyim Asy’ari kemudian melanjutkan pendidikan agamanya di pesantren Tebuireng, yang juga diasuh oleh ayahnya.

Peran dalam Pemberontakan dan Persatuan Umat

Pada awal abad ke-20, Indonesia menghadapi berbagai tantangan politik, sosial, dan ekonomi akibat kolonialisme Belanda. Hasyim Asy’ari terlibat dalam perlawanan terhadap kebijakan-kebijakan kolonial melalui aksi dakwah dan pendidikan. Ia juga mendukung perjuangan melawan Belanda dalam Perang Jawa 1825-1830.

Salah satu kontribusi penting Hasyim Asy’ari adalah perannya dalam mengedepankan persatuan umat Islam di tengah keragaman etnis dan budaya di Indonesia. Ia mengajarkan bahwa kesatuan dalam agama harus lebih kuat daripada perbedaan-perbedaan lainnya. Pendiriannya ini mendasari filosofi Nahdlatul Ulama, organisasi yang didirikannya pada tahun 1926.

Nahdlatul Ulama: Sebuah Gerakan Keagamaan dan Sosial

Nahdlatul Ulama (NU) didirikan oleh Hasyim Asy’ari sebagai jawaban atas isu-isu sosial dan agama yang dihadapi oleh masyarakat pada masanya. Organisasi ini didirikan dengan tujuan untuk memperkuat pemahaman agama yang moderat, mengedepankan toleransi, dan memberikan solusi bagi permasalahan masyarakat.

NU memainkan peran penting dalam menyebarkan Islam yang ramah dan inklusif di seluruh Indonesia. Organisasi ini juga mendukung pendidikan dan pengembangan masyarakat di berbagai bidang, termasuk pendidikan formal dan ekonomi. NU menjadi penghubung antara pesantren, masyarakat, dan pemerintah dalam memajukan kesejahteraan umat.

Pemikiran Keagamaan dan Toleransi

Pemikiran keagamaan Hasyim Asy’ari menekankan pada pentingnya mengutamakan substansi agama daripada formalitas. Ia menentang ajaran-ajaran radikal dan fanatik, serta mengedepankan toleransi antarumat beragama. Pemikirannya yang moderat dan inklusif ini tercermin dalam ajaran dan pandangan Nahdlatul Ulama.

Warisan dan Pengaruh

Hasyim Asy’ari meninggal pada tahun 1947, tetapi warisannya terus hidup dalam bentuk Nahdlatul Ulama. NU terus menjadi kekuatan sosial dan keagamaan yang berperan dalam pembentukan karakter dan moral bangsa. Pemikiran toleransi, moderasi, dan kesatuan yang diusung oleh Hasyim Asy’ari masih relevan dalam menghadapi tantangan keberagaman dan ekstremisme di era modern.

Dalam perjalanan hidupnya, Hasyim Asy’ari telah menunjukkan bahwa keagamaan dan nasionalisme dapat berjalan seiringan. Ia berhasil mengembangkan konsep keagamaan yang tidak hanya memandang urusan agama, tetapi juga kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Kesimpulan

Hasyim Asy’ari adalah sosok yang memainkan peran penting dalam membentuk wajah Islam di Indonesia. Melalui pendiriannya, Nahdlatul Ulama menjadi agen perubahan sosial dan agama yang mengedepankan toleransi, moderasi, dan kesatuan. Warisannya terus memotivasi umat untuk berjuang demi kebaikan bersama dan membangun masyarakat yang harmonis di tengah keberagaman.

Berikut detail Sejarah, Dakwah, dan Pemikiran Hadlrotus Syaikh K.H. Hasyim Asy’ari

Jika ingin mendownload, berikut link nya https://drive.google.com/file/d/1VMyP7Mv9nw2on1HztRaf57hYQiKKb1Rm/view?usp=sharing

Ziarah Makam Pahlawan

Ziarah Makam Pahlawan

PULUHAN SANTRI PONPES AL MUHSIN ZIARAHI MAKAM PAHLAWAN NASIONAL DI JOMBANG

Blitar – Di Indonesia, orang Islam kebanyakan melakukan ziarah kubur kapan saja dan tidak terikat waktu tertentu. Meski sudah jadi kebiasaan, hukum ziarah kubur bukan ibadah yang bersifat wajib dan tidak berdosa jika tidak melakukannya. 
Ziarah kubur menurut Islam hanyalah salah satu sarana agar seorang Muslim selalu beriman dan mengingat kematian. Dengan ziarah kubur, umat Islam akan mengingat bahwa kematian itu nyata.
Ziarah kubur merupakan amalan sunah yang sangat dianjurkan dalam Islam, terutama bagi Nahdlatul Ulama. Ziarah kubur termasuk ibadah yang mulia di sisi Allah. Islam juga masih menghormati orang-orang yang sudah meninggal.
Kali ini, puluhan santri pondok pesantren  Al-Muhsin kota Blitar berziarah ke makam Pahlawan Nasional KH Wahab Chasbulloh di lingkungan Pondok Pesantren Tambakberas, Jombang, Sabtu (20/03/2021). 

Selain mendoakan almarhum KH Wahab Hasbullah, puluhan santri ini juga mengaku berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir. 

Saat dikonfirmasi, salah satu peserta ziarah makam, Solehuddin Ahmad mengikuti ziarah makam ini demi kemaslahatan umat dan agar sambung dengan perjuangan para pendahulu.

Perlu diketahui, KH Abdul Wahab Hasbullah atau Mbah Wahab merupakan salah satu Pendiri Nahdlatul Ulama (NU)  yang juga pencipta syair “Ya Lal Wathon” yang banyak dinyanyikan dikalangan Nahdliyyin.

Solehuddin menyebutkan, Mbah Wahab selalu menjadi tokoh panutan bagi masyarakat, “Tentunya ini terus dipertahankan demi kemaslahatan umat sebagai tauladan sehingga para santri  bisa sambung dengan perjuangan para pendahulu.” ungkapnya.

Selain melakukan ziarah ke makam KH Abdul Wahab Hasbullah, rombongan santri pondok pesantren  Al-Muhsin juga menyempatkan melakukan ziarah ke makam-makam ulama penyebar agama Islam di Indonesia. Dimulai dari makam KH.Chamim Jazuli (Gus Miek) Ploso Kediri, ke makam makam Setono Gedong (Syekh Wasil Syamsudin atau Pangeran Mekah) Kediri, lalu ke makam Syekh Ihsan Muhammad Dahlan al-Jampesi (pengasuh Ponpes Al Ihsan Jampes) di Dusun Jampes, Desa Putih, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, hingga ke makam Mbah Sayid Sulaiman di Desa Betek, Kecamatan Mojoagung Jombang.

Kegiatan ziarah makam ini juga diikuti beberapa tenaga pengajar SMK Islam 1 Blitar dengan tetap mempertahankan protokol kesehatan 5 M secara ketat. Yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, hingga membatasi mobilitas dan interaktif.

Click Here