Potret Tradisi Ngaji Pasan Pondok Pesantren Al Muhsin

Potret Tradisi Ngaji Pasan Pondok Pesantren Al Muhsin

Blitar – Ngaji pasan di pondok pesantren menjadi satu diantara aktivitas khusus yang ditemui ketika Ramadan. Istilah pasan dipergunakan untuk menyebut tradisi santri yang mengaji khusus di bulan puasa. Bagi sebagian orang, istilah pasan mungkin menjadi hal asing. Tetapi bagi kaum santri itu tidak. Karena momen itu justru dinantikan dalam satu tahun sekali.
Pasan, berasal dari bahasa jawa untuk menyebut aktivitas santri-santri yang datang ke pondok pesantren dan khusus mengaji selama bulan puasa. Kali itu, SMK Islam 1 Blitar menggelar tradisi pasan untuk seluruh guru SMK Islam 1 Blitar.
Berikut foto dokumentasi kegiatan Tradisi Ngaji Pasan Pondok Pesantren Al Muhsin yang berhasil dihimpun redaksi

KH. Mas’ud Jamhuri memberikan arahan pada guru SMK Islam 1 Blitar di Aula pondok pesantren Al Muhsin Kota Blitar. Senin (4/4/2022)

Dengan tetap mematuhi protokol kesehatan , para guru SMK Islam 1 Blitar khusyuk mendengarkan tausiyah KH. Mas’ud Jamhuri

Tampak belakang Ngaji Pasan di Aula Ponpes Al Muhsin 2022

Tradisi ngaji pasan, meneladani Sunah Nabi Muhammad SAW tentang menuntut ilmu di bulan Ramadan. Yang mana, melakukan satu kebaikan di bulan Ramadan sama pahalanya dengan melakukan ibadah fardhu di bulan selain Ramadan.
Ngaji pasan, selain menambah ilmu pengetahuan, juga dinilai sebagai ladang bagi para guru untuk ngalap (meraih) berkah dari kiyai khos.
Ziarah Makam Pahlawan

Ziarah Makam Pahlawan

PULUHAN SANTRI PONPES AL MUHSIN ZIARAHI MAKAM PAHLAWAN NASIONAL DI JOMBANG

Blitar – Di Indonesia, orang Islam kebanyakan melakukan ziarah kubur kapan saja dan tidak terikat waktu tertentu. Meski sudah jadi kebiasaan, hukum ziarah kubur bukan ibadah yang bersifat wajib dan tidak berdosa jika tidak melakukannya. 
Ziarah kubur menurut Islam hanyalah salah satu sarana agar seorang Muslim selalu beriman dan mengingat kematian. Dengan ziarah kubur, umat Islam akan mengingat bahwa kematian itu nyata.
Ziarah kubur merupakan amalan sunah yang sangat dianjurkan dalam Islam, terutama bagi Nahdlatul Ulama. Ziarah kubur termasuk ibadah yang mulia di sisi Allah. Islam juga masih menghormati orang-orang yang sudah meninggal.
Kali ini, puluhan santri pondok pesantren  Al-Muhsin kota Blitar berziarah ke makam Pahlawan Nasional KH Wahab Chasbulloh di lingkungan Pondok Pesantren Tambakberas, Jombang, Sabtu (20/03/2021). 

Selain mendoakan almarhum KH Wahab Hasbullah, puluhan santri ini juga mengaku berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir. 

Saat dikonfirmasi, salah satu peserta ziarah makam, Solehuddin Ahmad mengikuti ziarah makam ini demi kemaslahatan umat dan agar sambung dengan perjuangan para pendahulu.

Perlu diketahui, KH Abdul Wahab Hasbullah atau Mbah Wahab merupakan salah satu Pendiri Nahdlatul Ulama (NU)  yang juga pencipta syair “Ya Lal Wathon” yang banyak dinyanyikan dikalangan Nahdliyyin.

Solehuddin menyebutkan, Mbah Wahab selalu menjadi tokoh panutan bagi masyarakat, “Tentunya ini terus dipertahankan demi kemaslahatan umat sebagai tauladan sehingga para santri  bisa sambung dengan perjuangan para pendahulu.” ungkapnya.

Selain melakukan ziarah ke makam KH Abdul Wahab Hasbullah, rombongan santri pondok pesantren  Al-Muhsin juga menyempatkan melakukan ziarah ke makam-makam ulama penyebar agama Islam di Indonesia. Dimulai dari makam KH.Chamim Jazuli (Gus Miek) Ploso Kediri, ke makam makam Setono Gedong (Syekh Wasil Syamsudin atau Pangeran Mekah) Kediri, lalu ke makam Syekh Ihsan Muhammad Dahlan al-Jampesi (pengasuh Ponpes Al Ihsan Jampes) di Dusun Jampes, Desa Putih, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, hingga ke makam Mbah Sayid Sulaiman di Desa Betek, Kecamatan Mojoagung Jombang.

Kegiatan ziarah makam ini juga diikuti beberapa tenaga pengajar SMK Islam 1 Blitar dengan tetap mempertahankan protokol kesehatan 5 M secara ketat. Yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, hingga membatasi mobilitas dan interaktif.

Click Here